Jalan Pulang

knapa ya mendengar kabar apapun darimu itu bukan hal yang menyenangkan..
sungguh apalagi skrang 
aku mulai muak dengan segala tingkah lakumu..
padahal dulu kau adek yang manis, penurut, ga pernah bertingkah aneh2

setahun belakangan kau berubah,
sejak mengenal perempuan itu, perempuan yang kdng menutup rapat2 rambutnya dengan "jilbab"  tapi kadangpun berkeliaran dengan babydoll transparantnya.
duh..

lalu peristiwa itu, bapak si perempuan marah2 minta anaknya segera dinikah atau harus kawin siri sekarang. knpa? accident kah cuma itu yang terfikir dibenak? sungguh aneh, jaman sekarang menyuruh anak perempuan nikah siri, apa itu bukan malah meletakkan nasib si anak pada ketidakpastian hukum.

kaupun tak lebih baik dari kerbau yang di cocok hidung, terjebak manisnya madu yang terlarang, lalu dengan berhutang sana-sini menyanggupi, menikah sederhana toh tetap saja menyusahkan keluarga yang memang sedang susah.kau sama sekali tak peduli dan membabi buta. benar-benar telah buta.
menikahi perempuan yang tak bisa diandalkan apa2nya sama sekali, cantikpun tidak, meski itu tak penting, buat apa perempuan yang tidak cantik, tidak pula berpenghasilan, tidak pula pinter memasak dan mengurus rumah tapi pinter berkata-kata kasar dan memecah belah keluarga? perempuan yang tidak dididik untuk berbakti pada orangtua.

dan kau, sudah mendekati predikat malin kundang
menurut smua kata perempuanmu, tak peduli apa orangtuamu terutama ibumu bisa makan, masihkah bisa tinggal dan mempertahankan rumah? rumah yang dibangun dengan memeras seluruh keringat dan darah. rumah yang telah tergadai dan menunggu dengan cemas kemungkinan di lelang bank. kau tak pernah mau tahu, menutup telinga dan matamu dari segala kesusahan keluargamu.
seluruh uangmu habis untuk menuruti sgala keinginan perempuanmu, mengabaikan keselamatanmu demi tuntutannya yang ga masuk akal, menjauh dan menjauh dari keluargamu, dari ibumu. tapi tetap makan dan tinggal bergantung disana. 

hey boy..
yang dulu pernah jadi adeku yang manis
aku pnh mengirimmu pesan berkali-kali bahwa anak laki-laki smpai kapanpun bertanggungjaawab terhadap ibunya. 
dan mungkin pesan itu tak kau baca, atau tak mampir di otakmu karna sikap 'menguasai' perempuanmu yang telah mencuci otakmu.
sungguh aku kasihan padamu..
peristiwa hari ini, kelahiran anakmu yang susah, berat badan yang minim, blm lagi tanpa persiapan apa2 dan kamu yang pengangguran.. moga saja sanggup membuatmu berfikir, tentang smua jalan hidupmu slama ini. hidup bukan hanya di jalani, tapi harus dicari jalan yang baik

dan moga masih ada jalan untukmu, kembali pulang.. dan merengkuh ridho ibumu

 * untuk seseorang yang sudah seperti adeku